Pengertian Asam Dan Basa
Selama ribuan tahun orang telah mengetahui bahwa cuka, jus lemon, dan banyak makanan lain memiliki rasa asam. Namun, baru beberapa ratus tahun yang lalu baru diketahui mengapa makanan atau minuman tersebut berasa asam.
Baru pada abad ketujuh belas, penulis Irlandia dan kimia amatir Robert Boyle pertama kali memberi label zat baik sebagai asam atau basa (sesuai dengan karakteristik sebagai berikut:
- Asam rasa asam, yang merusak logam-logam, perubahan lakmus (pewarna diekstrak dari lumut) merah, dan menjadi kurang asam bila dicampur dengan basa.
- Basa terasa licin, perubahan lakmus biru, dan menjadi kurang dasar bila dicampur dengan asam.
Sedangkan untuk istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Sedangkan istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam, cuka mengandung asam asetat, asam tartrat dalam buah anggur, asam sitrat dalam jeruk, asam Sulfat pada air aki dan berbagai zat lainnya. Sementara zat basa kita jumpai pada air kapur, sabun, obat mag, dan beragam zat lainnya.
Bagaimana membedakan asam dan basa?
Kadar keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada jumlah ion H+(asam) dan OH- (basa) yang terdapat dalam zat tersebut dan derajat ionisasi dari zat tersebut. Tingkat keasaman dan kebasaan suatu zat dinyatakan dengan pH. Pada pembahasan kali ini, kita akan mempelajari tentang pengertian asam basa. Materi Pengertian Asam Basa ini sangat diperlukan sebagai landasan pengetahuan untuk memahami materi ilmu kimia berikutnya yaitu menghitung tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.
1. Asam
Sebelumnya kita bahas terlebih dahulu sifat-sifat asam, sebagai berikut:
- Mempunyai rasa masam.
- Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah.
- Bersifat korosif. Oleh karenanya, asam dapat melarutkan berbagai jenis logam, semisal seng dan alumunium.
- Mempunyai pH yang kurang dari 7.
Untuk pengetahuan, berikut merupakan contoh beberapa asam yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Asam
|
Terdapat dalam
|
Asam karbonat | Minumal Berkarbonasi |
Asam sitrat | Jeruk dan Lemon |
Asam askorbat | Buah-buahan |
Asam asetat (cuka) | Cuka makan |
Asam laktat | Yoghurt |
Asam salisilat | Aspirin |
Asam fosfat | Cat anti karat & bahan pupuk |
Asam klorida | Lambung (Asam lambung) |
Asam nitrat | Bahan pupuk & peledak |
Asam sulfat | Aki dan bahan pupuk |
2. Basa
Sementara pengertian singkat dari basa, bisa dibilang basa merupakan kebalikan dari asam. Lebih lengkapnya berikut.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat melepaskan ion hidroksida (OH-).
Basa dapat dibagi menjadi dua, yakni basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa tergantung pada kemampuan basa tersebut untuk melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat, sering juga biasa disebut kostik.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air dapat melepaskan ion hidroksida (OH-).
Basa dapat dibagi menjadi dua, yakni basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa tergantung pada kemampuan basa tersebut untuk melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Basa kuat, sering juga biasa disebut kostik.
Sifat-sifat basa:
- Mempunyai rasa pahit.
- Dapat mengubah warna kertas lakmus merah menjadi warna biru.
- Dapat menetralkan sifat asam.
- Basa kuat bersifat kaustik. Apabila terkena kulit (seperti Natrium Hidroksida) akan terasa perih, dan menyebabkan luka.
- Mempunyai pH lebih dari 7
Berikut merupakan contoh basa dalam kehidupan sehari-hari
Basa
|
Terdapat dalam
|
Amonia | Bahan pemutih dan pembuatan pupuk |
Alumunium Hidroksida | Deodoran, Antasid |
Kalsium Hidroksida | Obat untuk mengurangi keasaman tanah |
Kalsium Oksida | Bahan semen |
Magnesium Hidroksida | Obat maag |
Natrium Hidroksida | Bahan sabun |
Namun perlu diperhatikan bahwa sangat tidak tepat jika kita ingin mengetahui suatu larutan tersebut bersifat asam atau basa dengan cara mencicipinya. Karena bisa jadi larutan tersebut merupakan asam atau basa kuat, yang berbahaya. Lebih tepatnya adalah gunakan cara seperti lakmus, pH universal, atau dengan alat pH meter.
3. Garam
Umumnya masyarakat mengenal garam adalah zat bersifat asin yang biasa dikonsumsi sehari-hari dan berasal dari air laut. Hal itu memang benar, namun garam dapur yang dimaksud ialah NaCl (Natrium Klorida). Pengertiannya garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan).
Garam terbentuk dari reaksi antara asam dengan basa, contohnya antara lain : ZnSO4, NaCl, dan CaCl2.
Garam terbentuk dari reaksi antara asam dengan basa, contohnya antara lain : ZnSO4, NaCl, dan CaCl2.
Sifat-sifat Garam:
- Apabila terbentuk dari asam kuat dan basa lemah, maka garam akan bersifat asam. dan sebaliknya,
- apabila terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, maka garam akan bersifat basa.
- Jika terbentuk dari asam kuat dan basa kuat, maka garam akan bersifat netral, misalnya garam dapur (NaCl).
- Memiliki pH 7
4. Indikator Asam Basa
Seperti yang saya uraikan di atas, pada zaman dahulu sebelum dikenalnya teori asam-basa, orang-orang membedakan asam dan basa dengan cara mencicipinya. Namun pada saat sekarang, telah dikenal berbagai indikator untuk membedakan asam dan basa. Selain metodenya yang aman dan praktis indikator juga mampu memberikan hasil yang lebih relevan.
Salah satu indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus. Terdapat dua jenis kertas lakmus yakni kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah.
Kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru apabila terkena basa, tetapi jika terkena asam atau zat netral maka tidak akan berubah warna.
Kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah apabila terkena asam, tetapi jika terkena basa atau zat netral maka tidak akana berubah warna.
Kertas Lakmus hanya dapat membandingkan suatu zat itu termasuk asam atau basa, kemudian dikembangkan lagi kertas indikator. Dengan kertas indikator universal mampu meunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan dari suatu zat.
Dengan membandingkan warna yang diperoleh untuk setiap zat yang diuji dengan kertas standard yang ada pada indikator universal, kita dapat menentukan tingkat keasaman dari suatu zat
Comments
Post a Comment